Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Di mana Menemukan Tempat Berlindung dalam Tradisi Keagamaan yang Baik, Bagian 5 dari 11

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut

Orang-orang masih berani menyebarkan informasi palsu. Seperti biksu yang berbicara omong kosong, menyangkal semua Buddha dan sebagainya. Dan Trần Tâm – dia memalsukan surat wasiat saya. Saya tak pernah memiliki wasiat untuk siapa pun. Hanya puisi saya. Saya membuatnya untuk mantan tunangan saya sudah lama sekali – beberapa puluh tahun yang lalu. [...]

Dan jika Anda membaca puisi saya, atau bahkan memiliki salah satu buku puisi saya sebelumnya, Anda akan membaca dan mengerti bahwa itu tidak ada hubungannya dengan dia! Saya menulis puisi itu karena kami putus – saya punya tunangan sebelum mantan suami saya. [...] Jadi akhirnya kami putus, dan itulah bagaimana saya menulis puisi itu. Puisi itu patah hati, seperti: “Jika aku mati besok, aku meninggalkan warisan ini dan itu untukmu.” Sebenarnya, saya tidak punya banyak. Itu hanya sebuah puisi, seperti: “Aku merasa kosong, hidupku kosong dan patah hati.” Itu untuknya. [...] Saya tentu saja patah hati, tetapi kemudian saya sibuk. Dan dia melanjutkan hidupnya, saya melanjutkan hidup saya.

Kemudian saya bertemu dengan tunangan kedua saya, dokter yang saya nikahi, Anda tahu dia – ada fotonya dan semua yang bisa Anda lihat. Dia tidak lebih tua dari saya, seperti kebohongan yang dikatakan seorang biksu, biksu Thích Minh Tánh. Dia (biksu dengan selempang multi-warna) mengatakan bahwa suami saya sudah sangat tua, dan dia membawa saya ke Jerman dari Vietnam. Itu sama sekali tidak benar. Dia tidak tahu apa-apa. Atau mungkin dia sengaja bilang begitu, seperti, saya hanya pantas untuk mendapatkan seorang pria tua.

Apr. 12, 2021, Thích Minh Tánh: Biksuni Ching Hai pergi ke luar negeri, Dia bekerja sebagai perawat, (Ya.) dan memberikan perawatan di... Ketika di Vietnam, [Dia] bertemu seorang Jerman, dia seorang pria tua. Dia menikah dengannya, dan dia membawa-Nya ke Jerman.

Tidak, itu tidak benar. Dia hanya lebih tua setahun dari saya. [...] Dan puisi yang saya buat itu adalah untuk tunangan pertama. Saya tak bisa memberi tahu Anda nama lengkapnya, tetapi saya bisa bilang namanya adalah Jochen K. Jochen. K adalah “K” seperti “King”, tetapi saya tidak ingin memberi tahu nama lengkapnya. Jadi sekarang Anda tahu. Itu tidak ada hubungannya dengan Trần Tâm. Dan jika Anda membaca puisi itu, Anda akan tahu itu. Versi bahasa Inggris aslinya bahkan tidak memiliki kata-kata “trần tâm” di dalamnya – “trần tâm” di sana hanya berarti, “Aku meninggalkan dunia, dan hatiku tidak merasakan penyesalan.” Itu saja.

Dan dapatkah Anda membayangkan seseorang yang begitu rendah, menggunakan puisi kesedihan seseorang untuk dijadikan surat wasiat untuk dirinya sendiri? Sebuah wasiat, surat wasiat saya! Ya Tuhan, saya belum mati. Dan seorang pengganti hanya akan muncul saat seseorang pensiun atau meninggal dunia. Saya masih bekerja untuk Anda selama ini. Saya tidak pernah pensiun. Dan jika saya memiliki penerus yang baik, yang cukup baik untuk menjadi penerus saya, saya akan sangat senang, sangat bangga untuk mengumumkannya ke seluruh dunia. Mengapa saya diam saja? Dan tidak ada satu pun murid saya yang tahu, kecuali sekelompok orang di suatu tempat di Âu Lạc (Vietnam) yang begitu rentan dan cukup naif untuk percaya bahwa dua kata dalam puisi itu adalah untuknya. Tidak, ya Tuhan! Manusia iblis seperti itu, bagaimana mungkin saya menulis puisi untuknya?

Dan du tăng (biksu pengembara) Thích Minh Tánh ini tidak hanya berbohong tentang mantan suami saya. Dia berbohong tentang banyak hal. Tetapi itu sudah biasa. Normalnya saya tidak mengenalnya. Ini adalah pertama kalinya saya tahu tentang dia dan ceramahnya – beberapa bulan yang lalu. Tetapi saya mengabaikannya karena saya pikir, “Oh, satu sampah lagi. Itu satu gosip lagi, satu fitnah lagi. Biarlah setan-setan neraka yang berurusan dengan tipe seperti ini.” Tapi ngomong-ngomong, kita sedang membicarakannya, jadi jika Anda bingung, saya rasa saya punya kewajiban untuk menjelaskannya ke Anda.

Saya tidak membaca seluruh wawancaranya dengan pembawa acara Âu Lạc (Vietnam) yang cantik ini di suatu tempat. Tetapi kemudian salah satu anggota tim Anda mengirimi saya semuanya. Jadi saya pikir saya merasa berkewajiban untuk menjelaskan semua ini kepada Anda jika Anda bingung tentang apa yang dia katakan, bertentangan dengan apa yang Anda dengar dari saya. Apa yang Anda dengar dari saya selalu 100% benar. Karena saya mempraktikkan Kebenaran, saya harus mengatakan yang sebenarnya. Karena jika Anda berlatih metode Kebenaran dan Anda berbicara bohong, maka Anda tak akan pernah mencapai Kebenaran. Seperti halnya jika kalian ingin mencapai selatan, dan kalian terus berbicara tentang utara dan menetapkan diri kalian ke arah utara, maka kalian tidak akan pernah mencapai selatan – sesederhana itu. Tetapi berbohong adalah praktik normal dari para bawahan maya, atau pekerja maya. Itulah yang mereka lakukan. Mereka tak punya standar moral. Mereka tidak punya prinsip untuk diikuti.

Mereka bahkan mengaku mengikuti Buddha dan mengikuti Kebenaran, dan menerima sila untuk berkata jujur, contohnya – salah satunya – tapi mereka tak pernah mempraktikkannya. Mereka mengatakan apa saja hanya untuk membuat diri mereka terkenal. Anda dapat menjadi terkenal, tetapi tidak di Tanah Buddha. Semua Buddha melihat Anda dan tahu apa yang Anda katakan. Jadi, Anda dapat mengetahui apakah seorang biksu adalah biksu sejati atau biksu maya, yang berarti biksu palsu, biksu bengis, bukan biksu sungguhan, karena mereka sangat agresif. Mereka mengincar semua orang, siapa pun yang mereka bisa. Mereka mengatakan segala macam kebohongan untuk menarik perhatian kepada diri mereka. Mereka akan mengambil keuntungan dari kebaikan atau kekayaan orang lain atau bahkan televisi. Mereka mengundang diri mereka masuk. Mereka membuat diri mereka menarik dengan berbohong untuk membuat cerita yang sensasional, mirip dengan beberapa berita-berita yang ingin menarik perhatian orang-orang. Mereka akan membuat judul-judul yang sensasional atau menceritakan kisah-kisah yang tidak benar. Atau memelintir cerita ke arah yang salah.

Jadi dengan ini, Anda bisa mengenali seorang biksu maya, biksu palsu, dengan cara begitu. Juga, menurut Sutra Kepunahan Terakhir dari Sutra Dharma Sang Buddha, para biksu di Zaman Akhir Dharma ini – para biksu palsu, para biksu yang bekerja untuk maya, tidak bekerja untuk Sang Buddha, tidak bekerja demi kepentingan umat manusia, meskipun mereka membual seperti itu – biksu jenis ini, mereka akan mengenakan kāṣāya (jubah) yang berwarna-warni.

Anda bisa melihatnya: dia (Thích Minh Tánh) selalu mengenakan jubah yang berwarna-warni. Dan apa pun yang dia katakan semuanya palsu – setidaknya tentang saya. Saya normalnya tidak membaca semuanya karena saya sangat bosan, saya berkata, “Lebih banyak gosip, lebih banyak fitnah.” Saya tak berbuat salah kepadanya, dan saya tidak ingat pernah bertemu dengannya dalam hidup saya. Mungkin dia mengenal saya karena semua orang mengenal saya, tentu saja. Tapi saya tidak ingat pernah mendengar puisi semacam ini yang dia buat untuk saya.

Apr. 12, 2021, Thích Minh Tánh: Saya menulis sebuah puisi, dan tiga mobil polisi muncul dan hampir menangkap saya. Saya menulis puisi ini, dan ini adalah topik yang sensitif. Puisi ini menyinggung masalah agama. Polisi datang tepat setelah saya selesai membaca puisi itu. Mereka memanggil polisi untuk segera datang.

Saya tidak ingat mendengar apa pun tentang tiga mobil polisi yang datang untuknya. Itu hanya dramatisasi – drama, drama murahan. Bahkan kemudian, jika dia membuat puisi dan membacakannya kepada para murid saya, tentu saja mereka akan memintanya keluar, atau meminta polisi datang untuk mengeluarkannya, karena dia mencemarkan nama baik Guru mereka. Tentu saja Anda melindungi Guru Anda. Anda mencintai Guru Anda, jadi Anda akan memanggil polisi dan menyuruh mereka untuk mengeluarkan orang ini dari sana, karena dia tidak pantas berada di dalam kelompok kita. Untungnya saya tak berada di sana. Saya tak ingat pernah berada di sana. Saya tidak berada di sana; jika tidak, saya akan memintanya untuk menjelaskan semua kebohongan ini tentang saya.

Saya tak pernah berbuat salah kepadanya. Saya tidak pernah mengucapkan satu kata pun yang salah tentang dia. Saya tidak mengenalnya secara personal hingga beberapa bulan yang lalu, mungkin bulan Maret atau sekitar itu. Mungkin setengah tahun yang lalu, kurang lebih begitu. Waktu berlalu begitu cepat dan saya terlalu sibuk. Jadi saya hanya kebetulan membalik ponsel saya yang “tak memiliki SIM”, seperti yang saya ceritakan sebelumnya. Begitulah cara saya mengetahui beberapa berita. Semua terjadi begitu saja di depan mata saya. Begitulah cara saya “bertemu” dengan pria ini di Internet.

Saya tidak membacanya. Seseorang mengirimi saya informasi tentang semua ceramah ini. Saya tak membaca seluruh ceramahnya. Saya sangat bosan. Tetapi sekarang mereka mengirimi saya informasi, ceramah lengkapnya, saya rasa saya wajib mengklarifikasinya. Jika tidak, beberapa dari Anda mungkin akan mendapatkan informasi yang salah karena dia hanya memfitnah saya, bahkan secara halus. Dia munafik. Dia seperti membungkuk kepada saya dalam video itu, tetapi dia terus-menerus memfitnah saya. Saya pikir itulah mengapa murid-murid saya menelepon polisi, hanya untuk memintanya keluar. Kami adalah praktisi; kami tidak benar-benar membawa orang ke pengadilan. Jadi kami meminta polisi untuk membawanya keluar, mungkin. Itulah yang mereka lakukan, tapi saya tidak ingat apa-apa tentang ini. Saya tidak tahu apa-apa tentang puisi ini dan masalah polisi.

Tidak ada satu pun dari murid-murid saya yang pernah memberi tahu saya tentang dia, tentang puisi itu, tentang polisi, tidak ada. Saya baru mengetahuinya kurang lebih setengah tahun yang lalu. Itulah kebenarannya. Semua Buddha adalah Saksi saya. Ada banyak kebohongan lain yang dia katakan untuk menang, hanya untuk memfitnah saya, hanya untuk menjatuhkan orang-orang seperti saya. Anda tidak perlu menjatuhkan orang lain untuk naik ke atas. Itu akan menjadi bumerang, karena jika Anda berbohong tentang orang yang tidak bersalah dan baik, nantinya pengikut Anda mungkin akan mengetahuinya, dan reputasi Anda sendiri akan hancur. Ya, memang seperti itu. Jika saya bukan seorang praktisi, pencari Kebenaran spiritual, saya akan menuntutnya sendiri. Tapi saya memaafkannya. Semoga semua Buddha memaafkannya, si hantu bengis ini.

Dia adalah hantu bengis. Tidak hanya terlihat seperti itu dan mengenakan jubah biksu (warna- warni) dari jenis hantu bengis seperti yang telah dijelaskan oleh Buddha, yang telah ditunjukkan dan diinstruksikan pada kita bagaimana cara mengenalinya, tetapi dia benar-benar itu. Saya melihatnya. Saya telah memeriksanya belakangan ini, dan saya tahu bahwa dia hantu bengis. Biasanya saya tidak peduli dengan hal itu, tapi saya pikir sebaiknya saya jelaskan semuanya ke Anda.

Ada kebohongan lain – banyak kebohongan yang dia ceritakan di sini. Semua yang dia katakan adalah kebohongan, kecuali nama saya, Ching Hai. Seperti yang dia katakan, saya hampir seperti seorang perawat di rumah sakit di Âu Lạc (Vietnam). Lalu saya bertemu dengan suami saya, seorang suami dari Jerman – suami Jerman yang sudah “sangat tua”. Dia tampan dan muda, dengan rambut pirang dan mata biru serta kepribadian yang indah, begitu lembut, lembut. Saya tak tahu apakah saya bisa bertemu dengan seseorang yang begitu atraktif dan begitu lembut, begitu murah hati dan begitu baik hati, begitu penyayang, begitu penuh cinta, seorang pria seperti itu. Saya menganggap diri saya beruntung, dan tidak beruntung karena telah meninggalkannya untuk mencari Kebuddhaan. Tetapi saya bertemu dengannya di Jerman, ketika saya bekerja untuk Caritas di Allach.

Saya bertemu dengannya setelah itu, ketika saya bekerja di sana untuk para pengungsi Âu Lạc (Vietnam). Beberapa orang juga tahu tentang itu. Salah satu kolega saya juga tahu tentang itu. Itu bukan rahasia. Biksu quy y (tempat berlindung) pertama saya, Thầy (Guru) Thích Như Điển, dan sư cô Diệu Ân dan Thích Thiện Hòa, Minh Tâm – saya lupa beberapa nama – mereka semua tahu tentang hal itu. Banyak biksu dan biksuni yang datang ke rumah kami, rumah suami dan rumah saya. Terkadang mereka menginap, dan saya memasak makanan untuk mereka dan sebagainya. Jadi, bukan rahasia lagi bahwa saya menikah dengannya di Jerman dan bertemu dengannya di Jerman.

Jadi, dia berbohong tentang hal itu. Dia mencoba untuk benar-benar menjatuhkan saya, bahkan tidak secara halus, tetapi jelas, dengan banyak hal lain yang dia katakan setelah itu, seperti memfitnah saya, segala macam hal. Dengan serangan fisik, bahkan – menyerang saya secara fisik, bukan dengan menampar, tapi dengan kata-kata. Dan itu bukanlah sikap jentelmen. Jika Anda seorang biksu, misalnya, dan Anda melihat orang yang jelek, orang yang tidak sedap dipandang, Anda tidak akan pernah berkata kepadanya, “Kamu sangat jelek.” “Kamu cacat,” atau semacamnya. Itu tidak welas asih. Itu tidak jentelmen. Jadi, toh dia memang tidak baik. Itu tipikal dari para pekerja maya. Mereka tak punya welas asih, tak punya cinta, tak punya moral, tak punya simpati, tak punya apa-apa. Semua yang dia katakan adalah kebohongan.

Kecuali dia mengatakan bahwa saya quy y (berlindung) kepada Guru Thích Như Điển. Dia mengenal suami saya. Kami berdua pergi ke wihara bersama-sama, dan kami berdua pergi bersama untuk menemui para biksu dan biksuni. Dan para biksu dan biksuni juga datang ke rumah saya. Banyak lagi biksu yang lain, saya tidak ingat nama-nama mereka. Kepala biara sebuah kuil di Paris, misalnya, seperti chùa (Pagoda) Khánh Anh. Guru pertama saya, Thích Như Điển, juga pergi ke New York untuk menemui saya. Dan kepala biara Pagoda Khánh Anh di Paris pergi ke Taiwan (Formosa) untuk mencari saya ketika saya sedang mengikuti upacara untuk menjadi biksuni, seorang biarawati sepenuhnya. Jadi mereka semua sangat mencintai saya. Saya sangat dicintai, sangat terkenal, dan saya terpilih sebagai Wakil Presiden Umat Buddha dan siswa Âu Lạc (Vietnam) di Jerman oleh Guru saya sendiri dan para kolega saya, para umat Buddha lainnya.

Kemudian dia bilang bahwa saya pergi ke Taiwan (Formosa) untuk mencari Thích Tịnh Hạnh. Saya pergi ke sana untuk menerima sila-sila biksuni secara penuh. Dan mereka memperkenalkan saya kepada Guru Thích Tịnh Hạnh. Saya juga menulis tentang dia di Majalah Viên Giác milik Guru Thích Như Điển. Saya menulis tentang dia. Saya menulis sangat baik tentang dia dan mengatakan bahwa saya tinggal di sana. Sangha Buddhis Taiwan (Formosa) memperkenalkan saya kepada Thích Tịnh Hạnh karena dia adalah seorang biksu Âu Lạc (Vietnam) di sana. Jadi, mereka membawa saya ke wiharanya sehingga saya bisa tinggal di sana. Dan dia (Thích Minh Tánh) bilang bahwa Thích Tịnh Hạnh tidak menerima saya. Itu tidak benar. Nama saya, Ching Hai atau Thanh Hải, itu diberikan dari silsilah Guru Thích Tịnh Hạnh. Jadi, Guru saya yang lain memberi saya nama Thích Thị Nguyện, lalu Guru Thích Tịnh Hạnh memberi saya nama Thích Thanh Hải.

Tapi itulah pengaturannya. Bahkan semua ramalan menyebutkan nama saya. Itu harus nama itu. Saya harus berada di Taiwan (Formosa). Saya harus bersama Tn. Thích Tịnh Hạnh untuk mendapatkan nama itu. Saya tidak tahu apa-apa tentang semua itu sebelumnya, tentu saja! Jadi itu adalah kebohongan lainnya. Dan setelah Thích Tịnh Hạnh, saya bertemu Guru Sheng Yen, dan saya pergi bersamanya untuk melanjutkan belajar di kuilnya di New York. Dia yang mengundang saya, sebenarnya. Saya hanya bertemu dengannya dua kali. Satu kali, dia berada di kuil Thích Tịnh Hạnh; kali berikutnya, di kuilnya. Kemudian dia mengundang saya untuk pergi bersamanya ke New York: Jika saya mau, dia akan mengurus dokumen untuk saya pergi. Jadi, saya pergi ke sana. Tetapi kemudian, saya tidak bisa tinggal lama karena visa – Amerika tidak memberi saya visa untuk melanjutkan perjalanan. Jadi saya tinggal di sana saya pikir hanya setahun, dan visanya tidak diperpanjang, jadi saya harus kembali ke Taiwan (Formosa).

Dan sebelum itu, saya belajar di berbagai kuil dan berbagai agama yang berbeda, bahkan (Buddhis) Tibet, Hindu, Sikh, dan sedikit Jainisme juga. Tapi saya tidak pernah belajar sihir. Dan dia bahkan mengatakan saya mempelajari ilmu gaib yang buruk. Ini kebohongan. Dia pembohong. Bahkan jika itu bukan kebohongan, dia seharusnya tahu bahwa jika Anda ingin berbicara tentang seseorang, baik atau buruk tentang orang itu, Anda harus mengenal orang itu secara menyeluruh – kehidupan dan sejarahnya, tetapi apa pun yang dia ceritakan di sini, kecuali soal saya di Taiwan (Formosa) dengan Thích Tịnh Hạnh, dan di Jerman dengan Thích Như Điển, semuanya palsu, semuanya salah. Dia mengarang semuanya hanya untuk memfitnah saya.

Saya tidak pernah belajar sihir. Saya punya kekuatan gaib dalam diri saya. Belakangan saya baru tahu, tapi saya tak boleh memakainya. Dan dalam kelompok saya, dalam perkumpulan kami, saya tidak mengizinkan siapa pun memakai sihir, kecuali sekali atau dua kali kami hanya membicarakannya – itu saja. Tapi tak ada seorang pun yang boleh menggunakan sihir dalam Asosiasi kami, dalam keyakinan agama kami. Anda bisa bertanya ke murid saya yang mana saja, dan mereka akan memberi tahu Anda. Siapa pun dari mereka. Pilih saja salah satu dari mereka.

Dan dia (Thích Minh Tánh) juga menyerang (penampilan) fisik saya. Itu adalah sesuatu – sudah saya katakan – itu bukan hal yang dilakukan biksu. Itu tidak berwelas asih. Tidak jentelmen.

Apr. 12, 2021, Thích Minh Tánh: Sikhisme penuh dengan kekuatan mistik dan praktik-praktik esoterik. (Oh, belajar tentang kekuatan magis.) Itu mempelajari apa yang dianggap sebagai ilmu hitam, (Ya.) tentang praktik okultisme. Itulah yang Dia pelajari. Biksuni Ching Hai belajar sangat keras hingga mulut-Nya menjadi miring, mulut yang miring.

Jadi, Anda dapat melihat bahwa dia bukanlah seorang biksu sejati. Dan dalam puisinya, dia hanya berbicara seolah-olah dia sangat penyayang dan baik hati, tetapi dia terus menerus memfitnah saya. Saya tidak ingin membicarakannya. Biasanya saya bahkan tidak membaca semua itu, tetapi mereka mengirimkannya ke saya setelahnya. Jadi, saya membacanya baru-baru saja, maksud saya beberapa hari yang lalu, bukan enam bulan yang lalu atau dua, tiga bulan yang lalu.

Dia tidak tahu apa-apa tentang ajaran Buddha. Dia hanya hafal banyak Nama-Nama Buddha untuk mengesankan orang-orang yang rentan, orang-orang yang tidak punya cukup waktu untuk mempelajari sutra. Dan dia bilang bahwa saya pergi ke jalan... mungkin jalan yang sesat. Dan dia pergi ke ajaran Buddha, tapi dia tidak tahu banyak tentang ajaran Buddha. Dasarnya adalah bahwa Anda tidak menyerang orang lain yang tidak melakukan kesalahan apa pun kepada Anda atau siapa pun juga. Dan Anda tidak tahu apa-apa tentang apa yang orang itu ajarkan kepada orang lain, atau bagaimana mereka memengaruhi orang lain. Yang saya lakukan adalah mengajarkan orang-orang setidaknya Lima prinsip Sila: Anda tidak berbohong; Anda tidak mencuri; Anda tidak melakukan hubungan seks terlarang; tidak menggunakan narkoba, alkohol, berjudi, dan sebagainya; dan Anda tidak membunuh dan menyakiti orang lain. Ahimsa, tanpa kekerasan. Tidak ada yang salah dengan hal itu, dan itu bukan sihir.

Kami tak memakai sihir dalam kelompok kami. Itu juga dilarang bagi saya. Saya memakainya hanya sekali untuk insan-anjing saya, untuk menyembuhkan insan-anjing saya, karena semua obat tidak membantunya, dan dia sekarat. Dia bahkan tidak bisa berjalan. Dan saya tak bisa menggendongnya untuk buang air besar/kecil, karena saya terlalu kecil. Dia sebesar saya. Anda tahu insan-anjing itu – Good Love saya yang penuh kasih, yang masih melindungi saya saat ini. Jika saya ingin memakai kekuatan gaib saya, biksu ini (Thích Minh Tánh) pasti sudah mati, atau sesuatu yang tidak beres akan terjadi kepadanya. Saya tidak bisa, saya tidak akan melakukannya, dan Anda tahu itu.

Semua orang bisa melafalkan Namo Amitābha Buddha, Namo Shakyamuni Buddha, terserah. Saya mengatakan kepada semua orang bahwa mereka dapat belajar meditasi dengan saya sementara mereka tetap di agama mereka. Bahkan, sebenarnya, saya baru saja bilang ke Anda. Dan saya sudah mengatakannya berkali-kali. Sebelumnya, faktanya, saya mengajarkan orang-orang untuk melafalkan Nama Pendiri agama mereka atau Nama Buddha atau Nama Para Suci. Saya tak meminta orang-orang untuk melafalkan “Nam Mô Thanh Hải Vô Thượng Sư”. Itu juga bohong. Dia mengatakan saya “memaksa murid-murid saya untuk melafalkan nama itu,” untuk melafalkan nama saya, “Nam Mô Thanh Hải Vô Thượng Sư.” Saya tak pernah melakukannya, tak pernah.

Apr. 12, 2021, Thích Minh Tánh: Biksuni Ching Hai mengikuti jalan yang jahat – saya katakan terus terang. Dan saya mengikuti jalan Buddha. Kita mengikuti jalan kita masing-masing. Tapi saya masih peduli pada Biksuni Ching Hai. Dia sangat berbakat, tetapi Dia sudah tersesat, memproklamirkan diri sendiri, alih-alih melafalkan “Namo Amitābha Buddha,” “Namo Shakyamuni Buddha,” atau “Namo Quan Yin Bodhisatwa,” Dia menyuruh para muridnya mengucapkan “Namo Maha Guru Ching Hai,” seolah-olah tidak ada guru di dunia ini yang lebih tinggi daripada Dia. Dia mengaku sebagai Yang Maha Tinggi, sebagai Buddha. “Namo Maha Guru Ching Hai”.

Murid-murid saya bertanya, “Ketika mereka mengalami kesulitan selama meditasi, apa yang harus dilakukan?” Saya bilang, “Dalam kasus itu, panggil saja saya. Saya akan datang dan membantumu.” Itu saja. “Panggillah namaku. Aku dekat.” Itu saja.

Dan beberapa orang telah melakukan itu sebelumnya dan mereka bilang bahwa itu membantu. Jadi saya berkata, “Lanjutkan.” Kemudian mereka menulis “Namo Ching Hai Wu Shang Shih” dalam bahasa Mandarin, dalam bahasa Taiwan (Formosa), dan menempelkannya di mobil mereka dan berkeliaran di seluruh Taiwan (Formosa). Dan hal itu membuat orang-orang di luar sana melafalkan nama saya juga, yang tidak vegan, yang tidak berpegang pada Lima Sila, tidak cukup murni, dan mereka melafalkan nama saya untuk meminta bantuan duniawi. Hal itu memberi saya banyak karma. Jadi saya bahkan memohon kepada para murid saya, “Tolong hentikan itu. Jangan pasang slogan itu di mobil Anda atau menceritakannya ke orang-orang lagi. Mereka harus menolong diri mereka sendiri. Mereka harus menjadi murni dahulu. Jika tidak, itu tidak akan berhasil, dan hanya akan sangat mengganggu saya.” Semua orang memanggil saya dan tidak cukup murni, maka tentu saja hal ini menciptakan masalah bagi saya.

Tapi saya seorang Buddha, itu tidak bohong. Saya bukan hanya seorang Buddha, tapi saya juga sesuatu yang lain yang belum ingin saya ceritakan kepada Anda. Saya juga 轉輪聖王 (Raja Pemutar Roda Dharma). Yang seluruh Alam Semesta tahu. Jika kalian tidak percaya, kalian naik ke atas, tanyakan pada Buddha, tanyakan pada malaikat, tanyakan kepada Para Suci dan Para Bijak, Bodhisattwa – siapa pun yang kalian tahu – Mereka akan memberi tahu kalian bahwa saya adalah Buddha. Saya adalah Buddha Maitreya dan saya adalah Raja Pemutar Roda Dharma. Saya membutuhkan semua itu untuk menjaga dunia kita saat ini. Tidak ada orang lain yang dapat melakukannya saat ini. Dan itulah kebenaran yang saya sampaikan kepada Anda. Percaya atau tidak. Saya harus mengatakan yang sebenarnya karena hal ini berhubungan. Saya tidak bangga menjadi seorang Buddha atau apa pun. Saya terus lari dari bahaya dan orang-orang jahat – orang jahat seperti Thích Minh Tánh ini. Dia tak tahu apa-apa tentang siapa pun. Dia tidak banyak belajar. Dia hanya banyak bicara, hanya bermulut besar, hanya untuk menarik perhatian. Dan banyak orang percaya itu, tentu saja, karena dia seorang biksu, seseorang yang disebut biksu.

Biksu seperti apa yang mengenakan kāṣāya (jubah biksu) yang berwarna-warni? Untuk apa? Sang Buddha tak pernah mengenakan jubah seperti itu. Dan tidak ada biksu baik lainnya yang mengenakan jubah seperti itu. Beberapa biksu lain mungkin belum terlalu tercerahkan, tetapi mereka tak mengenakan jubah warna-warni seperti ini, hanya untuk menarik perhatian pada diri mereka sendiri. Anda bukan aktor atau aktris teater. Anda tak butuh semua warna ini. Untuk apa? Kecuali jika Anda benar-benar menyukainya. Semua jenis warna... Dan itu adalah pekerjaan yang berat bagi penjahit. Mereka harus memotong berbagai warna dari berbagai jenis kain, dan butuh banyak waktu bagi mereka untuk membuatnya. Dan itu merusak banyak kain besar yang indah di saat yang bersamaan, karena dari setiap kain Anda harus memotong satu bagian kecil seperti itu. Maka itu merusak banyak kain. Ini adalah pemborosan kain. Tidak ada gunanya melakukan itu. Saya tidak melihat ada gunanya.

Saya tidak bangga mengatakan bahwa saya seorang Buddha. Saya seorang Buddha, dan jika Anda bertobat dan kembali ke Kodrat asli, kemurnian dan welas asih Anda, menjadi seorang vegan, bertobat kepada Tuhan Yang Mahakuasa, kepada semua Buddha, kepada semua Guru, Bodhisatwa, maka saya akan mengampuni Anda, atas nama Tuhan, atas Nama semua Buddha; Saya punya Kuasa untuk menyelamatkan jiwa Anda, untuk menyelamatkan Anda dari neraka dan itulah kebenarannya. Jika ini adalah kebohongan, semua Buddha akan menyerang saya sampai mati, saya tak akan pernah menjadi utuh lagi. Saya tidak mengaku-ngaku sebagai Buddha – Saya seorang Buddha. Awalnya, saya tak ingin mengatakan hal itu, tetapi Tuhan dan semua Buddha mengatakan kepada saya bahwa saya harus mengatakannya pada masa darurat di dunia ini.

Saya tidak pernah memproklamirkan nama saya sebagai Ching Hai; Saya diberi nama itu oleh Guru Thích Tịnh Hạnh di Taiwan (Formosa). Dan setelah itu, dia mengirim saya untuk menerima sila-sila seorang biksuni, lalu saya terus tinggal bersamanya di wihara tersebut sampai Guru Sheng Yen – Thích Thánh Nghiêm – mengundang saya untuk pergi ke New York dan semua orang mengetahui hal itu – Guru Thích Tịnh Hạnh, juga semua murid, semua biksu dan biksuni mengetahui kisah ini. Saya tak bisa memberikan nama itu pada diri saya; Saya bahkan tidak tahu bahwa saya perlu memiliki nama lain. Saya sudah memiliki nama lain, Thị Nguyện, dari Thích Như Điển, Guru pertama saya.

Jadi dia (Thích Minh Tánh) mengatakan semua kebohongan ini, semua kebohongan ini hanya untuk membuat saya terlihat kecil, karena dia merasa sangat takut dengan ketenaran saya dan cinta yang diberikan orang-orang kepada saya ke mana pun saya pergi, dan cinta dari mereka yang saya sebut sebagai murid saya, itulah mengapa dia sangat takut. Dia bahkan harus naik ke panggung, untuk memfitnah saya secara langsung seperti itu.

Dan dia datang mengganggu pembawa acara yang cantik dari saluran yang indah ini – yang pertama kali saya kenal enam bulan yang lalu, kurang lebih – hanya untuk membuang-buang waktunya, membuang-buang waktu pemirsa, hanya untuk mendengarkan dia mencaci saya, memfitnah saya. Tapi apa yang telah saya lakukan ke orang lain? Apakah saya mengajari orang untuk mencuri, membunuh, atau melakukan perbuatan buruk? Tidak! Saya mengajarkan semua hal yang baik: bahwa Anda harus berbakti pada orang tua Anda, Anda harus jujur, Anda harus mencari nafkah. Dan bahkan saya mencari nafkah sendiri untuk membantu orang-orang miskin.

Beberapa Contoh dari Sumbangan Maha Guru Ching Hai untuk Tujuan Baik di Seluruh Dunia & Perkiraan Total Sumbangan untuk 1989-2024

Dll...

Perkiraan jumlah*: Dari Jan 1989 hingga Sep. 2024 USD76.369.822 (ditambah lagi yg tak tercantum di sini) (Perkiraan ini tidak berlaku termasuk banyak sumbangan lainnya yang Guru berikan secara diam-diam atau secara spontan tanpa dokumentasi atau yang membuat kita kehilangan jejak catatan, juga itu belum termasuk sumbangan baru dilakukan sejak masa perhitungan ini.)

Maha Guru Ching Hai (vegan) “sangat berterima kasih sebagai wadah yang rendah hati, dari Tuhan Yang Maha Kuasa, atas Bantuan apa pun yang dianugerahkan kepada anak-anak-Nya yang berharga."

Saya tak pernah melakukan kesalahan apa pun, jadi dia hanya memfitnah saya karena dia cemburu, itu jelas. Saya tidak bisa memikirkan hal lain, dan jika dia menyatakan bahwa dia adalah teman dekat saya sebelumnya, jujur saja, saya bersumpah, saya sama sekali tidak ingat dia. Saya tak pernah mengenal teman seperti itu. Bahkan, saya tak pernah punya teman dekat, bukan teman dekat seperti itu. Saya tak mengenalnya! Dia pasti sangat cemburu pada saya hingga dia menjadi sangat benci di dalam hatinya dan tidak dapat mengendalikan dirinya sebagai seorang biksu, mengatakan semua kebohongan ini untuk merendahkan saya, agar dia naik atau apa pun itu. Dia terlalu cemburu karena saya mungkin sangat dicintai oleh orang-orang dan murid-murid saya, mungkin begitu. Saya tak pernah mengajarkan sesuatu yang salah dalam semua ceramah saya, selama puluhan tahun ini.

Tapi tidak apa-apa, saya tidak membencinya, saya berharap suatu hari nanti dia akan memahami banyak hal dan mengalami evolusi yang lebih baik. Bangkit dari status iblis, menjadi manusia, dan menjadi orang suci. Harus bertobat. Harus bertobat terlebih dahulu, dan berputar balik. Dan dia harus memotong tham, sân, si (keserakahan, kemarahan, kebodohan) dan kecemburuannya. Kecemburuan juga merupakan tham, sân, si – keserakahan, kemarahan. Ini bukan hanya kemarahan, ini benar-benar kekerasan. Kemudian tidak bajik, khususnya bagi seorang biksu. Saya menasihatinya untuk kembali ke kehidupan yang lebih sederhana dan penuh welas asih, tidak terlalu mengejar ketenaran dan kekayaan. Jika tidak, waktu begitu cepat berlalu dan dia sudah tua – dia seharusnya menjaga kehidupan selanjutnya dengan lebih baik, atau neraka akan mengajarinya, dan itu sangat menyakitkan.

Dia harus mengajar dirinya sendiri. Dia seharusnya tak mengajari saya apa pun. Dia tak tahu apa-apa, dan dia mengatakan semua kebohongan seperti itu. Bagaimana orang mau mendengarkannya? Bagaimana saya mau mendengarkan pembohong? Bagaimana saya bisa pergi dan belajar kepada biksu yang suka berbohong? Saya tidak tahu berapa banyak orang lain yang dia bohongi, berapa banyak orang lain yang dia akui sebagai teman atau orang yang dia kenal agar dia menjadi terkenal. Tetapi saya tahu itu tentang saya karena dia berbicara tentang saya. Semuanya bohong, 99,9%, kecuali nama saya, Thanh Hải.

Bahkan dia bilang di sini, “Saya memeluknya dan mengatakan saya mencintainya.” Ya, saya memaafkannya dan saya mencintainya. Dan semoga Tuhan memberkatinya. Semoga Buddha menyelamatkan jiwanya karena dia begitu berat, begitu berdosa. Itulah mengapa auranya begitu gelap. Saya harap dia tidak menulari orang-orang yang berada di dekatnya. Karena para pekerja maya memiliki kegelapan semacam ini di dalam diri mereka. Kadang mereka bisa memanifestasikan sedikit cahaya hanya untuk menipu orang. Tetapi kebanyakan orang yang Mata Ketiganya terbuka, punya kekuatan batin, mereka akan melihat auranya – sangat gelap. Tidak sampai hitam, hanya berwarna cokelat kopi, dan ada lubang-lubang di sana. Ini adalah salah satu yang terburuk yang bisa Anda miliki, kecuali hitam.

Dia terus bilang bahwa dia mencintai saya. Saya bahkan tak mengenalnya, tapi terima kasih atas cintanya. Tapi tetap saja, Anda terus mengatakan bahwa Anda mencintai seseorang dan terus memfitnahnya, berbicara tentang kehidupan pribadinya dan bahkan nama pribadinya dan sebagainya. Itu bukan nama pribadi saya. Tapi tetap saja, bahkan jika itu benar, dia seharusnya tidak melakukan itu. Itu adalah sikap yang sangat, sangat kasar, karakter yang sangat rendah, saya harus bilang. Dan saya tak akan minta maaf soal itu. Dia layak untuk itu, dia yang memulainya.

Saya tidak pernah mengenalnya. Saya tidak tahu mengapa dia harus menyeret saya keluar dan mencoreng nama saya dengan warna hitam dan mengatakan segala macam hal, ketidakbenaran tentang saya. Saya tidak memahaminya. Dan jika dia bisa membaca bahasa Inggris atau Âu Lạc (Vietnam), dia pasti tahu bahwa saya mengajarkan hal-hal yang benar. Saya juga berbicara tentang para Buddha. Semua jenis sutra Buddhis, semua jenis kisah Buddhis saya bacakan ke mereka yang saya sebut sebagai murid-murid saya selama beberapa dekade ini. Saya tidak butuh dia memanggil saya apa pun – Buddha atau biksu atau biksuni. Saya tidak butuh penerimaannya untuk melakukan apa yang saya lakukan.

Kita semua punya kebebasan untuk menjalani hidup kita, kita hanya tidak punya kebebasan untuk memfitnah orang lain, memfitnah tanpa alasan. Itu secara fisik, dalam hukum nasional, juga dilarang, belum berbicara tentang menjadi biksu yang memiliki 250 sila. Orang-orang memanggil Anda “sư phụ”, yang berarti “guru” dan “ayah”. Dan Anda berbicara seperti itu pada gadis kecil yang tak bersalah, meskipun dia bukan biksuni. Dia gadis kecil, tidak berbahaya, polos, dan Anda berbicara seperti itu? Anda memfitnah-Nya, merendahkan-Nya, memanggil-Nya dengan sebutan-sebutan yang tak senonoh dan menyeret nama pribadinya, atau apa saja. Untuk apa? Apa yang telah Dia lakukan pada Anda atau siapa pun di seluruh planet ini? Tidak ada. Dia hanya membantu orang-orang secara finansial, spiritual, fisik – apa pun yang Dia bisa. Biksu seperti Anda, jika Anda benar-benar seorang biksu, memalukan bagi negara kita, Âu Lạc (Vietnam). Memalukan bagi reputasi internasional negara kita untuk menghasilkan orang yang disebut biksu seperti Anda. Jadi anda harus memeriksa diri Anda sendiri terlebih dahulu sebelum memfitnah orang lain.

Jadi kini Anda tahu, banyak kebohongan. Banyak pembohong di dunia ini. Beberapa berbohong untuk tujuan terburuk – menjerumuskan orang ke neraka. Ini adalah kebohongan terburuk yang bisa Anda lakukan. Dan orang-orang ini, Trần Tâm dan Huệ Bửu, saya telah menyelamatkan mereka berdua berkali-kali – setidaknya dua kali, yang dilihat oleh saksi. Di lain waktu tak ada yang melihat, karena tidak ada yang bersama saya. Tetapi sudah lebih dari dua kali, dan mereka masih belum bertobat. Karena menyelamatkan di Dunia Astral berbeda dengan di dunia fisik. Menyelamatkan di dunia fisik itu mudah. Semua orang bisa melihat; mungkin Anda terluka atau mati, orang-orang akan mengobati Anda dan menghidupkan Anda kembali. Berbeda halnya dengan tubuh astral. Anda harus pergi ke Dunia Astral untuk melihatnya. Dan tubuh fisik dari makhluk astral tersebut masih belum tahu bahwa dia sedang dihukum di neraka. Itulah masalahnya.

Tetapi dia akan segera meninggal. Orang-orang seperti itu tak akan hidup lama; mereka akan mati, lalu mereka akan mengetahuinya. Mereka mungkin sakit secara fisik dan sebagainya, tetapi mereka tidak akan mengerti bahwa hal itu ada hubungannya dengan hukuman astral di neraka. Itulah masalahnya. Itulah sebabnya banyak manusia yang tidak tahu apa-apa tentang kesalahan yang telah mereka perbuat, dan bahwa mereka sudah dihukum dan dipenjara, atau dibakar di neraka, sampai mereka meninggalkan tubuh fisiknya. Kemudian mereka akan tahu. Kemudian semuanya akan terlambat.

Jadi, saya peringatkan Anda semua, umat manusia, ya, neraka itu ada. Dan bahkan jika Anda masih hidup secara fisik, tubuh astral Anda sudah berada di neraka. Hanya menunggu Anda untuk melepaskan tubuh, maka Anda akan mengetahui segalanya, Anda akan melihat segalanya. Tubuhlah yang menghalangi Anda untuk melihat dunia-dunia yang buruk dan juga Surga-Surga yang baik. Itulah sebabnya manusia hidup dengan sangat bebal. Sayang sekali! Tolong bangun, tolong, tolong. Percayalah, saya tidak mendapatkan untung apa pun dengan mengatakan semua kebenaran kepada Anda. Tolong bangun. Bertobatlah. Jadilah Vegan, Jaga Perdamaian, Lakukan Perbuatan Baik. Temukan seorang Guru jika Anda ingin pulang ke Rumah. Temukan seorang Guru yang hidup, tercerahkan, dan layak. Jangan hanya mendengar perkataan mereka. Lihat mata mereka, lihat apa yang mereka lakukan. Dan nilai mereka dengan benar sebelum Anda menyerahkan hati Anda kepada mereka.

Anda tidak harus percaya kepada saya atau mengikuti saya. Ikuti saja kata hati Anda. Carilah seorang Guru dan berlindunglah kepada-Nya. Atau carilah seorang biksu dan lafalkan Nama Buddha Amitābha bersamanya, karena jika biksu tersebut suci, tulus dalam latihannya, maka dia akan meminjamkan sebagian energinya kepada Anda. Jika Anda baik kepadanya, dia akan melindungi Anda. Dia akan membawa Anda ke tempat tinggi. Mungkin belum di atas Level Ketiga, tetapi setidaknya Anda punya kesempatan untuk bertemu dengan lebih banyak Guru di atas sana di Surga yang lebih tinggi. Kemudian Anda dapat belajar lebih banyak, alih-alih masuk neraka, atau kembali ke dunia fisik yang bergejolak, yang akan membingungkan Anda, menjatuhkan Anda, membutakan Anda ke dalam semua jenis kegiatan dan situasi yang merugikan, sehingga Anda akan melupakan Tuhan, melupakan Buddha, melupakan diri Anda sendiri. Itulah masalahnya.

Jadi, pergilah mencari seorang Guru. Atau carilah seorang biksu, biksu mana pun yang benar-benar tulus dan percaya kepada para Buddha. Jangan dengarkan para biksu yang mengatakan bahwa Tanah Amitābha tidak ada. Anda tahu Buddha Shakyamuni menceritakan kisah itu, memberi tahu Ratu di penjara tentang Tanah Buddha Amitābha secara rinci. Buddha Shakyamuni tak mungkin berbohong. Untuk apa seseorang berbohong tentang hal itu? Jadi kita beruntung masih memiliki Sutra Buddha Amitābha. Cari, cetak, baca, beli, pinjam, salin, lakukan apa pun yang Anda bisa. Lafalkan Nama Buddha Amitābha siang dan malam. Jika Anda tidak dapat melakukan hal lain, jika Anda tidak punya waktu untuk hal lain – Buddha Amitābha, Bodhisatwa Quan Yin, adalah perlindungan Anda. Tolong, saya memberi tahu Anda dengan sepenuh hati. Saya hanya ingin menyelamatkan Anda, dan karena Anda tidak memercayai saya, maka saya memberi tahu Anda banyak hal lain, hanya untuk Anda.

Anda tak harus percaya kepada saya. Anda tidak harus mengikuti saya. Lakukan saja sesuatu. Jika tidak, kita tidak punya banyak waktu lagi untuk memperdebatkan siapa yang baik, siapa yang tidak. Urus saja diri Anda. Berdoalah kepada Tuhan, kepada para Buddha yang Anda percayai. Ada banyak Buddha di dunia ini; hanya saja, Buddha Amitābha adalah Buddha yang paling mudah untuk Anda dekati. Karena sumpah Belas Kasih-Nya, untuk menyelamatkan Anda jika Anda memanggil-Nya. Maka jadikanlah itu kebiasaan, panggillah Dia, sehingga Anda akan mengingat-Nya pada saat Anda meninggalkan dunia yang palsu ini; Dia akan membawa Anda kembali ke Rumah sejati Anda!

Dan janganlah mengikuti biksu mana pun, yang bahkan terkenal atau sudah lama menjadi biksu atau memiliki banyak biksu dan biksuni yang mengikutinya. Jika dia tidak percaya kepada Buddha Amitābha, dan jika dia mengatakan bahwa neraka tidak ada, seperti Thích Nhật Từ itu. Maka dia adalah maya. Dia bekerja untuk kekuatan negatif. Dia tidak baik untuk Anda. Ikutilah Guru mana pun yang percaya kepada para Buddha, yang benar-benar percaya bahwa Tanah Buddha Amitābha itu ada. Saya jamin, itu memang ada. Saya tahu Tanah itu. Bahkan banyak murid saya mengetahui Tanah itu. Kita bisa datang dan pergi ke sana. Tolong percayai itu. Tolong, percayalah kepada Buddha Amitābha, seperti yang dikatakan Buddha Shakyamuni. Anda harus percaya kepada-Nya. Dan neraka memang ada – tidak seperti Thích Nhật Từ, yang mengatakan neraka tidak ada dan tidak disebutkan sampai 500 tahun setelah Sang Buddha. Tidak.

Sejak zaman Sang Buddha, Sang Buddha sudah mengatakan itu. Dan jauh, jauh, jauh sebelum itu di dalam Sutra Kṣitigarbha juga – Anda tahu, Địa Tạng Vương, Kinh Địa Tạng Vương Bồ Tát – semua neraka dirinci dengan jelas, dijelaskan dalam sutra itu. Bacalah semua itu. Dan saat ini, di I-Kuan Tao atau kepercayaan agama lainnya, mereka juga pergi ke neraka – mengunjungi neraka untuk kembali dan menulis tentang neraka. Dan mereka juga pergi ke Surga – mengunjungi Surga dan kembali dan menulis buku-buku. Buku-buku tentang neraka, buku-buku tentang Surga – Anda dapat memperolehnya di mana saja dari transmiter neraka dan Surga yang sejati, dari Buddha Ji Gong – Tế Công, Phật Sống Tế Công. Buddha Ji Gong yang hidup pergi ke neraka dan ke Surga untuk kembali dan membantu transmiter untuk menuliskan semua itu untuk Anda. Lakukanlah penelitian. Neraka memang ada! Saya bersumpah kepada semua Buddha dan Tuhan Yang Mahakuasa bahwa saya mengatakan yang sebenarnya. Jangan menunggu sampai Anda pergi ke sana untuk memverifikasinya dan mengatakan bahwa saya benar. Saya tidak menginginkan itu. Tolong, neraka itu mengerikan! Itu adalah penderitaan tanpa akhir. Tolong sasarlah Surga. Sasarlah Tanah Buddha.

Sebagian orang mungkin berpikir bahwa Thích Nhật Từ tak menasihati hal yang buruk kepada orang lain, seperti mencuri atau membunuh atau melakukan hal yang buruk. Mengatakan bahwa tidak ada Tanah Buddha Amitābha dan tak ada neraka, itu sudah merupakan hal terburuk, lebih buruk daripada kejahatan apa pun yang dapat dia lakukan kepada umat. Karena mematahkan keyakinan orang seperti itu membuat mereka rentan terhadap serangan negatif. Karena mereka akan menjadi kosong. Mereka tidak akan punya tempat untuk melarikan diri. Mereka tidak akan punya tempat untuk bersandar. Dan jika orang percaya bahwa neraka tidak ada, maka mereka akan melakukan hal-hal buruk kepada sistem pemerintahan, kepada masyarakat, kepada orang-orang, kepada tetangga, kepada keluarga, karena mereka percaya bahwa neraka itu tidak ada. Jika percaya kepada Thích Nhật Từ, mereka akan melakukan hal buruk. Tak ada yang perlu menyuruh mereka berbuat jahat, mereka akan lakukan. Jadi itu adalah kejahatan terburuk yang dapat Anda lakukan ketika Anda menyangkal Tanah Buddha dan menyangkal neraka. Jadi saya beri tahu Anda: Jauhilah orang-orang semacam ini.

Photo Caption: Menggapai Tinggi, Yang di Bawah Tidak Peduli!

Unduh Foto   

Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android