Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • polski
  • italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Others
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • polski
  • italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Others
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Pembeberan oleh Raja Perang tentang Perang dan Perdamaian, Bagian 3 dari 7

2024-06-21
Lecture Language:English
Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut

Dan itulah cara Anda bersikap baik kepada diri sendiri. Itulah cara Anda merencanakan kehidupan yang indah untuk saat ini dan masa depan dan untuk semua orang lain di sekitar Anda – untuk semua anak, cucu, cicit buyut Anda, untuk generasi-generasi selanjutnya dari klan Anda, keluarga Anda. […]

Saya sangat merindukan masa-masa di Himalaya dan masa-masa di Hao Tsa. Hao Tsa adalah daerah pegunungan di Taiwan (Formosa) yang dahulu biasa saya datangi untuk melakukan retret, baik sendiri maupun bersama beberapa siswa penetap. Kemudian, kadang-kadang saya mengajak seluruh kelompok penetap saat itu untuk ikut bersama saya: dan kami mendirikan tenda di tepi sungai, dan kami hidup sederhana, sangat sederhana. […] Jadi dua tempat ini sangat saya rindukan; Saya berharap bisa menjalaninya kembali kapan saja. Dan ada juga tempat lain yang saya sukai di Amerika, yaitu salah satu gunung di San Jose, California. Dan gunung itu adalah satu-satunya gunung yang masih punya pepohonan, tanaman dan bunga-bunga liar yang bermekaran dengan sangat indah di musim semi. […]

Saya sangat menyukai tempat itu. Setiap malam kami hanya membuat perapian kecil dengan tiga batu dan mengumpulkan kayu kering di sekitarnya untuk membuat makanan vegan. Dan kami tinggal di sebuah trailer bekas, tangan keempat, tangan kelima. Dan ada sebuah sumur kecil di gunung itu. Ada juga sebuah danau di bagian depan, yang merupakan sumber air untuk kota itu. Saya sangat menyukainya. […] Beberapa tempat ini, saya ingin sekali tinggal di sana selamanya, karena tidak ada orang lain di sana – hanya Anda, gunung, insan-burung, pepohonan, dan sumber air kecil. Sekarang itu benar-benar berbeda.

Pada saat itu, keuangan saya terbatas, persediaan makanan dan pakaian kami, semuanya terbatas saat itu. Tetapi saya paling bahagia saat itu. Kini saya bisa mendapatkan apa pun yang saya inginkan. Saya bisa minta agar barang-barang dikirimkan pada saya jika saya mau. Tapi saya tidak terlalu menikmatinya lagi. Dan saya makan sangat sederhana, bahkan hanya nasi beras cokelat, wijen, garam. Dan jika ada sayuran, maka itu haruslah jenis sayuran yang tanpa rasa sakit. Dan jika buah, maka hanya melon, mentimun – itu saja. Tidak ada lagi makanan normal yang biasa dikonsumsi manusia. Tidak ada jeruk, tidak ada apel.

Saya bahkan tidak membeli jus karena akan membutuhkan banyak pekerjaan di luar sana untuk membuat jus. Jadi saya hanya makan melon secara langsung, jika ada. Dan bahkan kulit melon pun saya jadikan acar, jadi saya punya sayuran juga. Jika saya mau, saya bisa memakannya untuk kesegaran. Anda cukup menambahkan air, garam, cuka, dan sedikit gula. Dan kulitnya, Anda potong kecil-kecil dan masukkan ke dalam stoples atau wadah kaca, dan Anda tinggalkan di lemari es selama tiga, empat hari; atau bahkan sampai seminggu, Anda bisa memakannya – segar, sangat enak.

Jadi kita tak perlu membuat banyak sampah bagi tempat pembuangan. Dan juga, kulitnya sangat bergizi – lebih bergizi daripada daging buah melon. Karena kalau makan melon, Anda bisa membuat kulitnya menjadi acar sayur, dan itu sudah merupakan makanan yang cukup banyak. Jika memungkinkan, Anda bisa membeli melon ini, dan memakan daging di dalamnya, dan menggunakan kulitnya untuk dijadikan acar sebagai sayuran harian Anda. Itu banyak, jadi saya tidak perlu membeli banyak barang. Itu sudah cukup mewah. Dan hidup bisa lebih puas dengan cara itu. Anda tidak perlu banyak mencuci atau memasak, atau menciptakan banyak sampah. Karena saat ini, orang-orang menjual barang-barang untuk dikirim yang sudah dikemas dalam kantong plastik, baik kecil maupun besar. Dan itu menghasilkan banyak sampah pada akhirnya.

Karena saya rasa masih ada risiko pandemi, dan banyak risiko penyakit lainnya, seperti flu burung yang saat ini sudah menyebar ke mana-mana, dan ada banyak penyakit aneh atau penyakit lama lainnya yang muncul kembali. Jadi, orang-orang, ketika mengantar makanan, akan membungkusnya. Mereka mensterilkan sayurannya, lalu membungkusnya dengan plastik agar tetap higienis untuk Anda. Jadi dalam situasi seperti ini, kita menghasilkan terlalu banyak sampah untuk tempat pembuangan sampah dan lingkungan, dan menyumbat saluran-saluran air dan mencemari sungai, semua jenis perairan di mana pun. Belakangan ini, banyak sumber air terkontaminasi dengan zat kimia abadi, mikroplastik, dan segala macam benda yang berbahaya. Air tidak semurni sebelumnya, seperti pada zaman Sang Buddha. Tetapi bahkan pada zaman Buddha, para biksu sudah disarankan untuk menggunakan kain untuk menyaring air agar cacing atau serangga tidak mati dalam proses memasak.

Dan bahkan jika para biksu minum susu pada masa itu, susu itu dibuat secara manusiawi. Anda tahu itu. Beberapa orang kaya memiliki insan-sapi, -lembu, atau -domba, dan mereka memerah susunya dengan tangan. Sangat lembut, dan hanya secukupnya untuk digunakan bagi keluarga mereka atau sedikit untuk desa. Tidak seperti cara kita memproduksi secara massal saat ini dengan segala macam mesin yang dihubungkan ke payudara insan-sapi yang malang, menyedot semua susunya, dan kita merenggut bayinya. Bahkan memakan bayinya!

Ya Tuhan, tidak ada habisnya kekerasan yang kita lakukan. Entah bagaimana hati kebanyakan orang bisa tega memakan semua ini, jika mereka benar-benar tahu bagaimana daging (insan-hewan) itu dibuat dan dari apa. Mereka hanya melihat kemasannya. Mereka tidak dapat membayangkan insan-sapi yang menderita, meronta, menendang-nendang saat dibunuh atau lehernya disayat, atau bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya, menangis sepanjang jalan dan akan dicincang untuk dijadikan daging sapi muda. Dan semua insan-ikan yang melompat-lompat, terengah-engah di dalam jaring, atau ditangkap hidup-hidup, dibiarkan hidup, dan kepalanya dipotong, untuk dimakan selagi masih hidup. Ya Tuhan. Anda tahu, banyak hal lain seperti itu. Dan insan-kepiting dan -lobster yang menjerit ketika orang-orang melemparkannya ke dalam air mendidih untuk dimasak hidup-hidup, dan semua insan-udang yang masih melompat-lompat saat dimasak. Membicarakan hal itu, sangat mengerikan bagi hati saya. Saya tidak mau. Saya tidak ingin, tetapi saya harus mengingatkan orang-orang bahwa ini fakta. Kenyataannya seperti itu; kenyataannya adalah, daging yang Anda masukkan ke dalam mulut Anda, berasal dari penderitaan dan rasa sakit yang luar biasa dari para makhluk tak berdosa yang tidak berbuat jahat kepada Anda. Membicarakan semua ini benar-benar menyayat hati.

Kemarin, saya tidak tahan – melihat begitu banyak penderitaan, baik secara fisik maupun non-fisik. Anda bisa melihatnya di dalam pikiran Anda meski Anda tidak menonton TV karena jiwa Anda bebas. Anda bisa berkeliaran dan melihat ke mana pun Anda mau. Kadang saya harus menutup semuanya, jika tidak, saya tidak bisa hidup. Kemarin, saya merasa sangat tersiksa dan menderita karena melihat terlalu banyak kesedihan di dunia. Saya biasanya tidak berdoa kepada Tuhan untuk meminta sesuatu bagi diri saya. Tetapi kemarin saya harus. Saya harus berlutut dan berkata, “Tolong, tolong, demi saya, tolong, hentikan semua ini. Jangan hukum saya dengan semua penderitaan yang harus saya lihat, saya rasakan, saya ketahui.” Itu mengerikan. Saya tidak bisa menanggungnya.

Tapi, Anda tahu, kitalah yang menciptakan semua ini. Kita adalah master yang bisa menghentikan semua ini. Jadi, saya memohon kepada semua orang di dunia: Bersikap baiklah kepada diri sendiri. Karena jika Anda benar-benar ingin bersikap baik kepada diri sendiri, maka bersikap baiklah kepada semua lainnya. Hentikan semua penderitaan yang dialami oleh insan-hewan dan oleh manusia dalam peperangan. Dan itulah cara Anda bersikap baik kepada diri sendiri. Itulah cara Anda merencanakan kehidupan yang indah untuk saat ini dan masa depan dan untuk semua orang lain di sekitar Anda – untuk semua anak, cucu, cicit buyut Anda, untuk generasi-generasi selanjutnya dari klan Anda, keluarga Anda. Bersikap baiklah kepada diri sendiri.

Saya minta maaf karena telah mengatakan semua ini. Saya hanya berbicara apa adanya, apa pun yang datang. Saya tidak menulis apa pun. Saya tidak punya orang yang menulis untuk saya. Saya tidak punya siapa-siapa untuk telepanduan atau catatan, atau apa pun. Saya hanya berbicara dengan alat perekam. Saya memakai dua alat perekam untuk berjaga-jaga jika salah satunya tidak berfungsi atau saya mungkin lupa merekamnya. Kadang-kadang hal itu juga terjadi, jadi saya menggunakan dua alat perekam untuk berjaga-jaga jika salah satu alat tidak berfungsi dan alat yang lain merekamnya.

Photo Caption: Setiap Keberadaan Punya Masanya Sendiri! Manfaatkan Dengan Sebaik-baiknya.

Unduh Foto   

Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android